Monday, March 7, 2016

MASA PANEN KROTO

            Masa panen kroto adalah waktu yang ditunggu-tunggu. Pertanyaan yang sering penulis jumpai adalah kapan kroto dapat dipanen ? Dan berapa kali panen dalam sebulan ?


Kroto siap panen




Sebelum penulis jawab pertanyaan diatas perlu diketahui bahwa Semut Rangrang mempunyai daur telur semut 15 20 hari yang artinya semut rangrang bertelur mulai dari sebesar butir gula pasir - bulir beras - larva - pupa - jadi semut butuh waktu 15 sampai 20 hari. Dengan memahami daur telur semut Rangrang tersebut maka pertanyaan diatas dengan mudah penulis jawab sebagai berikut :
1.     Kroto dapat di panen setiap 15 sampai 20 hari sekali. ( tapi Penulis sarankan panen 30 hari ) space 10 hari itu untuk nambah koloni agar tidak berkurang pasca panen )
2.     Kroto dapat dipanen ketika kita mengetahui telur semut dalam toples semut kelihatan sudah banyak. Itulah fungsi mengganti sarang semut dengan toples transparan sehingga telur semut jadi terlihat dengan jelas.
Bagaimana supaya kita dapat panen Kroto setiap hari ? jawabnya adalah kita harus punya toples sarang semut setidaknya 300 toples dengan ukuran volume 1 ltr. Sehingga dapat dipanen setiap hari 10 toples selama 30 hari secara bergantian.
Cara Memanen Kroto ;
1.      Siapkan bak/ ember plastik, Strimin kawat kecil, Sarung tangan karet. Kemudian masukkan strimin kedalam ember yang telah kita siapkan.
2.      Ambil toples sarang semut Rangrang yang sudah penuh kroto


3.      Tuangkan toples sarang semut kedalam ember plastik yang sudah diberi strimin kawat sambil  digoyang-goyang.


Keterangan : Pada waktu toples sarang semut dituangkan dan di goyang-goyang kroto akan jatuh kedalam ember dan semut akan menempel pada strimin kawat. Setelah kroto dituangkan/ditumpahkan dalam bak/ ember segera kembalikan toples sarang semut ke tempat semula, ingat jangan memindah ke tempat lain !!. Untuk mengembalikan semut yang ada pada strimin cukup letakkan strimin pada lapisan rak/ meja yang kosong dan semut akan kembali ke toples sarang semut dalam waktu 1 2 jam. Penulis sarankan untuk menggunakan lebih dari satu bak/ ember yang sudah diberi strimin. Hal ini dimaksudkan agar proses pemanenan kroto lebih cepat waktunya.



PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN


A.   Perawatan
Dalam budidaya semut rangrang ini hampir bisa dikatakan tidak ada perawatan. Kalaupun ada hanya mengontrol air atau oli yang ada pada kaki meja/ rak. Hal ini karena sifat air yang dapat menguap sehingga dapat berkurang. Apabila air sampai habis maka semut-semut akan turun ke lantai dan menyebar diseluruh rumah.
Penggunaan oli pada kaki meja/ rak kelemahannya adalah semut-semut tidak berani mendekat pada kaki meja/ rak bagian bawah hal ini karena bau oli bekas yang menyengat. Kelebihan penggunaan oli bekas tidak mudah kering karena kekentalannya.

B.   Pemeliharaan

a)   Makanan Semut Rangrang

Makanan semut dapat kita beri Ulat hongkong, ulat bambu, jangkrik 
dan cicak. Mana yang lebih mudah kita dapatkan dan murah harganya tentunya. Selain itu sebenarnya 
semut rangrang juga senang memakan tulang mentah yang masih ada serat-serat dagingnya. 
Dalam penangkaran, penulis memberikan ulat hongkong sebagai pengganti 
protein pada makanan semut. Yang penting untuk diperhatikan bahwa jangan sampai kehabisan 
makanan karena bila ini sampai terjadi maka semut rangrang akan memakan telurnya sendiri.
Pemeliharaan semut rangrang sangat mudah karena hanya mengontrol makanan berupa ulat ongkong yang akan habis 3 7 hari tergantung pada jumlah semut rangrang yang ada di lapisan rak/ meja. erdasarkan pengalaman penulis dalam budidaya semut rangrang ½ ons ulat hongkong seharga 2.000 upiah mampu untuk memberi makan 15 toples koloni semut selama 7 hari/ seminggu. Satu toples kuran volume 1 ltr kurang lebih seribu semut sehingga 15 toples berarti 15 ribu semut. Sangat murah bukan. 

Semut rangrang mengambil dan membawa ulat hongkong ke sarang


Rak penagkaran ulat hongkong

b)   Minuman Semut Rangrang
Semut Rangrang mengkonsumsi 80% air gula dan 20% protein. Sedangkan air minumnya kita beri air gula. Air gula adalah air putih matang yang sudah kita beri gula pasir dengan komposisi 1 gelas air 200 ml + gula pasir 1 sendok makan dan berlaku kelipatanya atau bila dirasakan telah manis. Ingat semut hanya akan minum air yang manis. 1 gelas air gula dapat habis 3 -5 hari. Konsumsi semut rangrang terhadap ulat hongkong dan air gula selain dipengaruhi jumlah semut atau koloni semut ternyata juga di pengaruhi oleh masa bertelur semut. Pada waktu semut Rangrang mulai bertelur mereka membutuhkan lebih banyak protein dan cairan manis.




Air gula sebagai minuman semut

BUDIDAYA SEMUT RANGRANG

 Peralatan Yang Dibutuhkan Dalam Budidaya Semut Rangrang ;

1.    Rak kayu/ Meja/ Besi
Untuk meletakkan toples sebagai media pengganti sarang semut dari alam diperlukan meja atau rak kayu/ besi. Penggunaan rak kayu/ besi dilahan sempit akan lebih effisien karena rak kayu dapat dibuat bersusun 3 – 4 sehingga akan menampung
banyak toples. Contoh : dengan rak ukuran tinggi 160 cm X lbr 50 cm X pjg 100   cm
dapat dibuat bersusun 4. Apabila satu susun dapat menampung 25 toples ( media plastik yang dapat disusun ) maka 4 susun menjadi 100 toples.
Kaki-kaki pada rak kayu harus diberi bak kecil/ kaleng yang didalamnya sudah di isi air atau oli. Perbedaan penggunaan air dan oli adalah bila menggunakan air terkadang semut masih mau mendekat sedangkan bila menggunakan oli semut tidak mau mendekat.


Rak kayu tampak samping




2. Toples Plastik

Toples bekas makanan sebagai sarang semut



Media sarang semut bentuk lain

Keterangan : Toples/ lodong sebagai pengganti sarang semut alami hanyalah salah satu media yang dapat digunakan diluar itu masih banyak media yang dapat digunakan seperti ; Bumbung bambu, Pralon, Botol plastik bekas minuman mineral ukuran besar dan lain- lain. Apabila menggunakan Toples bekas kue, sebelumnya harus dicuci dengan sabun sampai bersih kemudian dikeringkan. Hal ini karena semut Rangrang menjadi tidak betah bahkan mati dalam beberapa hari apabila Toples plastik masih mengandung minyak atau ada sabun yang tertinggal di dalam toples. Penggunaan toples plastik yang baru dibeli sebenarnya lebih baik karena tidak ada minyak bekas kue dan di disain dapat disusun
( seperti tampak pada gambar ). Tetapi tentunya akan menambah cost atau biaya sebagai modal. Penggunaan Media plastik dipilih karena transparan sehingga Telur semut/ Kroto akan kelihatan dari luar.

3.    Gunting Ranting



Gunting ranting



Keterangan : Gunting ranting digunakan untuk memotong ranting sarang semut dipohon yang rendah. Gunting ranting juga digunakan untuk memotong ranting sarang semut dan daun yang sudah dimasukkan dalam ember plastik.

4.    Sarung Tangan Karet


Sarung tangan karet


Keterangan     : Sarung tangan karet digunakan untuk menjaga tangan dari gigitan Semut.

5.   Tepung Tapioka/ Kanji

Tepung tapioka


Keterangan : Tepung tapioka/ kanji digunakan untuk melumuri/ mengolesi bak plastik/ ember bagian atas. Hal ini agar Semut tidak naik ke atas.

6.  Bak plastik/ Ember
Bak dan ember plastik berfungsi untuk penampungungan sementara koloni semut

Keterangan : Bak plastik digunakan untuk transit sarang semut dari pohon sebelum dipindahkan ke Toples. Ember plastik digunakan untuk memasukkan sarang semut dari pohon yang masih bercampur daun dan ranting.
7.    Solasi/ Lakban


Keterangan : Digunakan untuk menutup lobang semut pada toples dan untuk mengikat tutup ember ketika akan dibawa.
8.    Gunting Dahan

Gunting dahan
Keterangan : Gunting dahan digunakan untuk memotong sarang Semut Rangrang yang berada pada dahan yang tinggi pada waktu berburu sarang semut di alam.


    Pembibitan
Yang dimaksud pembibitan adalah pengambilan calon Semut Rangrang yang akan kita budidayakan. Pembibitan ada 3 macam metode ;
1.      Mengambil semut rangrang yang ada di pohon-pohon yang berada di alam
2.      Memijah sarang semut pada toples yang sudah penuh
3.      Meletakan toples baru di dekat toples semut yang sudah penuh

Metode pertama : Pencarian bibit semut dapat dilakukan dengan cara berburu di pohon-pohon yang ada di alam/ pekarangan/ perkebunan/ hutan. Pohon-pohon yang sering penulis jumpai menjadi tempat tinggal favorit semut rangrang di pekarangan adalah ; pohon mangga, pohon jambu air, pohon rambutan, pohon nangka. Di perkebunan semut rangrang dapat dijumpai di pohon kopi, pohon jeruk sedangkan di hutan dapat dijumpai di pohon pete, pohon tanjung. Mungkin masih banyak lagi pohon-pohon yang menjadi tempat favorit semut rangrang dalam membuat sarang yang penulis belum ketahui. Adapun waktu yang penulis sarankan untuk berburu mengambil sarang adalah pagi hari karena semut masih banyak yang berada di sarang.
Persiapan sebelum berburu sarang Semut Rangrang dapat dilakukan dengan
beberapa tahap dan langkah ;
1.      Survey lokasi dimana Semut Rangrang membuat sarang, hal ini dapat dilakukan sore hari
2.      Menuju lokasi dengan membawa peralatan yang dibutuhkan seperti : gunting ranting dan gunting dahan, sarung tangan karet yang sudah dilumuri tepung tapioka pada bagian luar, bak besar/ ember yang sudah dilumuri tepung tapioka pada bagian dalam mulai tengah sampai atas, toples yang sudah di beri lobang sebesar rokok dan sudah di tutup sementara menggunakan solasi/ lakban.

Adapun langkah selanjutnya (di lokasi ) adalah ;
1.      Gunakan sarung tangan karet yang sudah dilumuri tepung tapioka pada bagian luar
2.      Potong daun/ ranting yang menjadi sarang semut dengan gunting ranting bila rendah atau gunting dahan bila tinggi. Terkadang koloni semut membuat sarang sampai 3 ranting yang mempunyai banyak daun. Usahakan sarang semut jangan sampai rusak/ terbelah ketika jatuh ke tanah.
3.      Masukkan sarang semut dalam bak besar atau ember yang sudah dilumuri tepung tapioka pada bagian dalamnya. Gunakan ember yang ada penutupnya bila masih akan memotong sarang lagi. Gunakan Bak besar bila langsung dipindah ke toples.
4.      Potong / bersihkan daun dan ranting sarang semut yang ada di bak/ ember plastik yang baru diambil dari pohon dengan gunting ranting dalam keadaan tangan masih menggunakan sarung tangan karet.
5.      Tumpahkan semut yang sudah bersih dari daun dan ranting pada toples yang sudah di siapkan dan sudah ditutup lubang semutnya dengan solasi/ lakban. Kemudian tutup rapat toples dengan menggunakan tutupnya. Biarkan selama minimal 2 jam dan maksimal semalam sebelum dibuka solasi/ lakban yang menutup lubang pintu semut. Hal ini maksudnya adalah agar semut tenang dan beradaptasi dengan sarang baru.
6.      Letakkan toples semut pada meja/ rak kayu yang sudah disiapkan dengan makanan ( ulat hongkong ) dan air manis/gula dalam nampan kecil. Setelah semalam dalam toples dan sudah berada di rak kayu kemudian kita buka solasi/ lakban penutup lubang pintu semut.

Jangan kaget bila semut belum mau makan atau minum, maklum masih adaptasi dengan tempat tinggal baru. Untuk itulah kita didik dengan cara memberikan ulat hongkong pada semut dan meneteskan air manis pada meja/ rak kayu yang menjadi tempat kerumunan semut. Butuh waktu kurang lebih 1 bulan untuk bisa makan dan minum sendiri tanpa disuapi pemilik.
Penting untuk diketahui bahwa apabila mendapati sarang semut yang ada krotonya seyogyanya jangan diambil krotonya saja tetapi ikut disertakan dalam toples sarang semut. Semut-semut yang sedang bertelur akan lebih cepat betah tinggal di toples semut dari pada yang tidak bertelur. Hal tersebut karena semut-semut yang sedang bertelur mempunyai naluri untuk menjaga dan merawat telur hingga menetas.

Metode kedua : Yaitu dengan cara memijahkan semut-semut yang berada di toples penuh semut. Hal ini dapat dilakukan dengan cara membongkar sarang semut di toples yang sudah penuh. Membongkar maksudnya mengambil toples sarang semut dari rak kemudian ditumpahkan pada bak/ ember dan seterusnya di pindah ke toples-toples baru yang sudah dipersiapkan. Sebelum dipindahkan ke toples-toples baru sebaiknya ditakar dengan gelas air mineral yakni minimal berisi semut 1/3 gelas.
Metode ketiga            : Yakni dengan cara membiarkan semut-semut pindah secara alami. Kita cukup meletakkan toples kosong didekat toples sarang semut yang sudah penuh. Secara naluri semut rangrang akan mencari tempat tinggal baru dan membentuk sarang baru ketika sarang mereka sudah penuh sesak atau rusak. Karena mereka ( generasi kedua dan seterusnya ) sudah tidak kenal daun atau pohon maka mereka akan mencari toples yang kosong untuk dijadikan tempat tinggal baru.
Penting untuk diketahui bahwa semut rangrang tangkapan dari alam hidup dalam koloni yang berbeda-beda. Ketika dialam bebas mereka hanya hidup dengan satu koloni saja dan akan perang/ berkelahi sampai mati jika ketemu koloni lain. Dipenangkaran perilaku mereka dapat dirubah. Cara merubahnya bisa dengan cara memberi jembatan yang kecil antara meja/ rak yang satu dengan yang lainnya. Maksudnya ketika berburu dan mendapatkan koloni semut maka harus dipisahkan antara tangkapan hari ini dengan tangkapan minggu depan dan seterusnya dengan meja/ rak yang berbeda. Kemudian setelah tanggkapan baru sudah mulai adaptasi dan betah tinggal di toples semut( 2 - 4 minggu ) barulah kita campurkan dengan koloni semut yang sudah duluan dengan cara memberi jembatan kecil berupa sebilah bambu atau kawat yang direntangkan antara meja/ rak satu dengan yang lainnya. Kemudian setelah mereka berkenalan dan bersahabat barulah toples sarang semut dipindahkan atau dicampurkan dengan toples sarang semut yang lama atau lebih dulu ada di meja/ rak utama. Jadi seyogyanya orang-orang yang akan membudidayakan semut rangrang minimal harus punya 2 meja/ rak. Apabila hanya punya satu rak maka antara lapisan atas dan bawah harus diikat dengan tali kain/ sumbu kompor yang sudah dicelupkan ke minyak/ Oli bekas. Setelah koloni semut sukses beradaptasi dengan toples sebagai sarang semut baru, barulah diberi kawat antara lapisan rak bagian bawah dengan bagian atas. Apabila sudah berbaur tali/ kawat bisa dilepas.

Keterangan  : Yang maksud dengan Adaptasi dalam hal ini yaitu ;
1.      Adaptasi semut rangrang dengan sarang yang baru, dari sarang yang berada di - pohon-pohon dirubah menjadi sarang dalam toples yang transparan.
2.      Adaptasi wilayah kekuasaan/teritorial, yaitu merubah dari wilayah pepohonan alam mungkin juga daratan dirubah menjadi wilayah meja/ rak dalam rumah.
3.      Adaptasi makanan dan minuman, yaitu merubah makanan dan minuman semut Yang tadinya memangsa serangga tertentu sebagai makanan diganti dengan ulat hongkong, jangkrik. Yang tadinya minuman cairan manis alami diganti dengan air gula yang mudah dibuat manusia.