Peralatan Yang Dibutuhkan Dalam Budidaya Semut
Rangrang ;
1.
Rak kayu/ Meja/ Besi
Untuk
meletakkan toples sebagai media pengganti sarang semut dari alam diperlukan
meja atau rak kayu/ besi. Penggunaan rak kayu/ besi dilahan sempit akan lebih
effisien karena rak kayu dapat dibuat bersusun 3 – 4 sehingga akan menampung
banyak toples. Contoh : dengan rak ukuran tinggi 160 cm
X lbr 50 cm X pjg 100 cm
dapat dibuat bersusun 4. Apabila satu
susun dapat menampung 25 toples ( media plastik yang dapat disusun ) maka 4
susun menjadi 100 toples.
Kaki-kaki pada rak kayu
harus diberi bak kecil/ kaleng yang didalamnya sudah di isi air atau oli.
Perbedaan penggunaan air dan oli adalah bila menggunakan air terkadang semut
masih mau mendekat sedangkan bila menggunakan oli semut tidak mau mendekat.
Rak kayu tampak
samping
2. Toples Plastik
Toples bekas
makanan sebagai sarang semut
Media sarang
semut bentuk lain
Keterangan : Toples/ lodong
sebagai pengganti sarang semut alami hanyalah salah satu media yang dapat digunakan diluar itu masih banyak media
yang dapat digunakan seperti ; Bumbung bambu, Pralon, Botol plastik bekas
minuman mineral ukuran besar dan lain- lain. Apabila menggunakan Toples
bekas kue, sebelumnya harus dicuci dengan sabun sampai bersih kemudian dikeringkan. Hal ini karena semut
Rangrang menjadi tidak betah
bahkan mati dalam beberapa hari apabila Toples
plastik masih mengandung minyak atau ada sabun
yang tertinggal di dalam toples. Penggunaan toples plastik yang baru dibeli
sebenarnya lebih baik karena tidak ada minyak
bekas kue dan di disain
dapat disusun
( seperti tampak pada gambar
). Tetapi tentunya akan menambah cost atau biaya sebagai modal. Penggunaan Media plastik dipilih karena
transparan sehingga Telur semut/ Kroto akan kelihatan dari luar.
3.
Gunting Ranting
Keterangan : Gunting ranting
digunakan untuk memotong ranting sarang semut dipohon yang rendah. Gunting
ranting juga digunakan untuk memotong ranting sarang semut dan daun yang sudah
dimasukkan dalam ember plastik.
4.
Sarung Tangan Karet
Sarung tangan karet
Keterangan : Sarung
tangan karet digunakan
untuk menjaga tangan
dari gigitan Semut.
5. Tepung Tapioka/ Kanji
Tepung tapioka
Keterangan : Tepung tapioka/
kanji digunakan untuk melumuri/ mengolesi bak plastik/ ember bagian atas. Hal
ini agar Semut tidak naik ke atas.
6. Bak plastik/ Ember
Bak dan ember plastik berfungsi untuk
penampungungan sementara koloni semut
Keterangan : Bak plastik
digunakan untuk transit sarang semut dari pohon sebelum dipindahkan ke Toples.
Ember plastik digunakan untuk memasukkan sarang semut dari pohon yang masih
bercampur daun dan ranting.
7. Solasi/ Lakban
Keterangan : Digunakan untuk
menutup lobang semut pada toples dan untuk mengikat tutup ember ketika akan
dibawa.
8. Gunting Dahan
Gunting dahan
Keterangan : Gunting dahan
digunakan untuk memotong sarang Semut Rangrang yang berada pada dahan yang
tinggi pada waktu berburu sarang semut di alam.
Pembibitan
Yang dimaksud pembibitan adalah
pengambilan calon Semut
Rangrang yang akan kita
budidayakan. Pembibitan ada 3 macam
metode ;
1.
Mengambil semut rangrang yang ada di pohon-pohon yang berada di alam
2. Memijah
sarang semut pada toples yang sudah penuh
3. Meletakan toples baru di dekat toples
semut yang sudah
penuh
Metode pertama : Pencarian
bibit semut dapat dilakukan dengan cara berburu di pohon-pohon yang ada di alam/ pekarangan/ perkebunan/ hutan. Pohon-pohon yang sering
penulis jumpai menjadi tempat tinggal favorit semut rangrang di pekarangan
adalah ; pohon mangga, pohon jambu air, pohon rambutan, pohon nangka. Di
perkebunan semut rangrang dapat dijumpai
di pohon kopi, pohon jeruk sedangkan di hutan dapat dijumpai di pohon pete, pohon tanjung. Mungkin
masih banyak lagi pohon-pohon yang menjadi tempat favorit semut rangrang dalam
membuat sarang yang penulis belum ketahui. Adapun waktu yang penulis sarankan
untuk berburu mengambil sarang adalah pagi hari karena semut masih banyak yang berada
di sarang.
Persiapan sebelum berburu sarang Semut
Rangrang dapat dilakukan dengan
beberapa tahap dan langkah ;
1.
Survey
lokasi dimana Semut Rangrang membuat sarang, hal ini dapat dilakukan sore hari
2.
Menuju lokasi dengan membawa peralatan
yang dibutuhkan seperti : gunting ranting dan gunting dahan, sarung tangan
karet yang sudah dilumuri tepung tapioka pada bagian luar, bak besar/ ember
yang sudah dilumuri tepung tapioka pada bagian dalam mulai tengah sampai atas,
toples yang sudah di beri lobang sebesar rokok dan sudah di tutup sementara menggunakan solasi/ lakban.
Adapun langkah selanjutnya (di lokasi ) adalah ;
1. Gunakan
sarung tangan karet
yang sudah dilumuri
tepung tapioka pada bagian luar
2.
Potong
daun/ ranting yang menjadi sarang semut dengan gunting ranting bila rendah atau
gunting dahan bila tinggi. Terkadang koloni semut membuat sarang sampai 3
ranting yang mempunyai banyak daun. Usahakan sarang semut jangan sampai rusak/
terbelah ketika jatuh ke tanah.
3.
Masukkan
sarang semut dalam bak besar atau ember yang sudah dilumuri tepung tapioka pada
bagian dalamnya. Gunakan ember yang ada
penutupnya bila masih akan memotong sarang
lagi. Gunakan Bak besar bila langsung dipindah
ke toples.
4.
Potong
/ bersihkan daun dan ranting sarang semut yang ada di bak/ ember plastik yang baru diambil dari pohon dengan
gunting ranting dalam keadaan tangan
masih menggunakan sarung tangan
karet.
5.
Tumpahkan semut
yang sudah bersih
dari daun dan ranting pada toples yang sudah
di siapkan dan sudah ditutup lubang semutnya dengan solasi/ lakban. Kemudian
tutup rapat toples dengan menggunakan tutupnya. Biarkan selama minimal 2 jam
dan maksimal semalam sebelum dibuka solasi/ lakban yang menutup lubang pintu semut. Hal ini maksudnya
adalah agar semut tenang dan beradaptasi dengan sarang
baru.
6.
Letakkan toples
semut pada meja/ rak kayu yang sudah disiapkan dengan makanan
( ulat hongkong ) dan air manis/gula dalam nampan kecil. Setelah semalam dalam
toples dan sudah berada di rak kayu kemudian kita buka solasi/ lakban penutup
lubang pintu semut.
Jangan
kaget bila semut belum mau makan atau minum, maklum masih adaptasi dengan
tempat tinggal baru. Untuk itulah kita didik dengan cara memberikan ulat
hongkong pada semut dan meneteskan air manis pada meja/ rak kayu yang menjadi tempat kerumunan semut. Butuh waktu kurang lebih 1 bulan untuk bisa makan dan minum sendiri tanpa disuapi pemilik.
Penting untuk diketahui bahwa apabila
mendapati sarang semut yang ada krotonya seyogyanya jangan diambil krotonya
saja tetapi ikut disertakan dalam toples sarang semut. Semut-semut yang sedang
bertelur akan lebih cepat betah tinggal di toples semut dari pada yang tidak
bertelur. Hal tersebut karena semut-semut yang sedang bertelur mempunyai naluri
untuk menjaga dan merawat telur hingga menetas.
Metode kedua : Yaitu
dengan cara memijahkan semut-semut yang berada di toples penuh semut. Hal ini
dapat dilakukan dengan cara membongkar sarang semut di toples yang sudah penuh.
Membongkar maksudnya mengambil toples
sarang semut dari rak kemudian ditumpahkan pada bak/ ember dan seterusnya di
pindah ke toples-toples baru yang sudah dipersiapkan. Sebelum dipindahkan ke
toples-toples baru sebaiknya ditakar dengan gelas air mineral yakni minimal
berisi semut 1/3 gelas.
Metode
ketiga : Yakni
dengan cara membiarkan semut-semut pindah secara alami. Kita cukup meletakkan toples kosong didekat toples sarang semut yang
sudah penuh. Secara naluri semut rangrang akan mencari tempat tinggal baru dan
membentuk sarang baru ketika sarang
mereka sudah penuh sesak atau rusak. Karena
mereka ( generasi
kedua dan seterusnya ) sudah tidak kenal daun atau pohon maka mereka
akan mencari toples yang kosong untuk
dijadikan tempat tinggal
baru.
Penting
untuk diketahui bahwa semut rangrang tangkapan dari alam hidup dalam koloni
yang berbeda-beda. Ketika dialam bebas
mereka hanya hidup dengan satu koloni saja dan akan perang/ berkelahi sampai
mati jika ketemu koloni lain. Dipenangkaran perilaku mereka dapat dirubah. Cara
merubahnya bisa dengan cara memberi jembatan yang kecil antara meja/ rak yang satu
dengan yang lainnya. Maksudnya ketika berburu dan mendapatkan koloni semut
maka harus dipisahkan antara tangkapan hari ini dengan tangkapan minggu depan dan
seterusnya dengan meja/ rak yang berbeda. Kemudian setelah tanggkapan baru
sudah mulai adaptasi dan betah tinggal di toples semut( 2 - 4 minggu ) barulah
kita campurkan dengan koloni semut yang sudah duluan dengan cara memberi
jembatan kecil berupa sebilah bambu atau kawat yang direntangkan antara meja/ rak satu dengan
yang lainnya. Kemudian
setelah mereka berkenalan dan bersahabat barulah
toples sarang semut dipindahkan atau dicampurkan dengan toples sarang semut
yang lama atau lebih dulu ada di meja/ rak utama. Jadi seyogyanya
orang-orang yang akan membudidayakan semut rangrang minimal harus punya 2 meja/
rak. Apabila hanya punya satu rak maka antara lapisan atas dan bawah harus
diikat dengan tali kain/ sumbu kompor yang sudah dicelupkan ke minyak/ Oli
bekas. Setelah koloni semut sukses beradaptasi dengan toples sebagai sarang
semut baru, barulah diberi kawat antara lapisan rak bagian bawah dengan bagian atas. Apabila sudah berbaur tali/ kawat bisa dilepas.
Keterangan : Yang maksud dengan Adaptasi dalam
hal ini yaitu ;
1.
Adaptasi
semut rangrang dengan sarang yang baru, dari sarang yang berada di -
pohon-pohon dirubah menjadi
sarang dalam toples
yang transparan.
2.
Adaptasi wilayah
kekuasaan/teritorial, yaitu merubah
dari wilayah pepohonan alam mungkin juga daratan
dirubah menjadi wilayah
meja/ rak dalam
rumah.
3.
Adaptasi
makanan dan minuman, yaitu merubah makanan dan minuman semut Yang tadinya
memangsa serangga tertentu sebagai makanan diganti dengan ulat hongkong, jangkrik. Yang tadinya minuman
cairan manis alami
diganti dengan air gula
yang mudah dibuat
manusia.